Sejarah Kesenian Jawa Timur
1) Jaman Peralihan
Pada seni bangunannya sudah meperlihatkan tanda – tanda gaya seni
jawa timur seperti tampak pada Candi Belahan yaitu pada perubahan kaki
candi yang bertingkat dan atapnya yang makin tinggi. Kemudian pada seni
patungnya dudah tidak lagi memperlihatkan tradisi India, tetapi sudah
diterapkan proposisi Indonesia seperti pada patung Airlangga
2) Jaman Singasari
Pada seni bangunannya sudah benar – benar meperlihatkan gaya seni
Jawa Timur baik pada struktur candi maupun pada hiasannya, contohnya:
candi singosari, candi kidal, dan candi jago. Seni patungnya bergaya
Klasisistis yang bertolak dari gaya seni Jawa Tengah, hanya seni patung
singosari lebih lebih halus pahatannya dan lebih kaya dengan hiasan
contohnya patung Prajnaparamita, Bhairawa dan Ganesha.
3) Jaman Majapahit
Candi – candi Majapahit sebagian besar sudah tidak utuh lagi karena
terbuat dari batu bata, perbedaan dengan candi di Jawa Tengah yang
terbuat dari batu kali / andhesit peninggalan candinya: kelompok candi
Penataran, Candi Bajangratu, candi Surowono, candi Triwulan dllBudaya
dan adat istiadatKebudayaan dan adat istiadat Suku Jawa di Jawa Timur
bagian barat menerima banyak pengaruh dari Jawa Tengahan, sehingga
kawasan ini dikenal sebagai Mataraman; menunjukkan bahwa kawasan
tersebut dulunya merupakan daerah kekuasaan Kesultanan Mataram. Daerah
tersebut meliputi eks-Karesidenan Madiun (Madiun, Ngawi, Magetan,
Ponorogo, Pacitan), eks-Karesidenan Kediri (Kediri, Tulungagung, Blitar,
Trenggalek) dan sebagian Bojonegoro. Seperti halnya di Jawa Tengah,
wayang kulit dan ketoprak cukup populer di kawasan ini. Kawasan pesisir
barat Jawa Timur banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Islam. Kawasan ini
mencakup wilayah Tuban, Lamongan, dan Gresik. Dahulu pesisir utara Jawa
Timur merupakan daerah masuknya dan pusat perkembangan agama Islam. Lima
dari sembilan anggota walisongo dimakamkan di kawasan ini. Di kawasan
eks-Karesidenan Surabaya (termasuk Sidoarjo, Mojokerto, dan Jombang) dan
Malang, memiliki sedikit pengaruh budaya Mataraman, mengingat kawasan
ini cukup jauh dari pusat kebudayaan Jawa: Surakarta dan Yogyakarta.
Adat istiadat di kawasan Tapal Kuda banyak dipengaruhi oleh budaya
Madura, mengingat besarnya populasi Suku Madura di kawasan ini. Adat
istiadat masyarakat Osing merupakan perpaduan budaya Jawa, Madura, dan
Bali. Sementara adat istiadat Suku Tengger banyak dipengaruhi oleh
budaya Hindu.
Masyarakat desa di Jawa Timur, seperti halnya di Jawa Tengah, memiliki
ikatan yang berdasarkan persahabatan dan teritorial. Berbagai upacara
adat yang diselenggarakan antara lain: tingkepan (upacara usia kehamilan
tujuh bulan bagi anak pertama), babaran (upacara menjelang lahirnya
bayi), sepasaran (upacara setelah bayi berusia lima hari), pitonan
(upacara setelah bayi berusia tujuh bulan), sunatan, pacangan.
Bahasa
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi yang berlaku secara nasional,
namun demikian Bahasa Jawa dituturkan oleh sebagian besar Suku Jawa.
Bahasa Jawa yang dituturkan di Jawa Timur memiliki beberapa
dialek/logat. Di daerah Mataraman (eks-Karesidenan Madiun dan Kediri),
Bahasa Jawa yang dituturkan hampir sama dengan Bahasa Jawa Tengahan
(Bahasa Jawa Solo-an). Di daerah pesisir utara bagian barat (Tuban dan
Bojonegoro), dialek Bahasa Jawa yang dituturkan mirip dengan yang
dituturkan di daerah Blora-Rembang di Jawa Tengah. Dialek Bahasa Jawa
di bagian tengah dan timur dikenal dengan Bahasa Jawa Timuran, yang
dianggap bukan Bahasa Jawa baku. Ciri khas Bahasa Jawa Timuran adalah
egaliter, blak-blakan, dan seringkali mengabaikan tingkatan bahasa
layaknya Bahasa Jawa Baku, sehingga bahasa ini terkesan kasar. Namun
demikian, penutur bahasa ini dikenal cukup fanatik dan bangga dengan
bahasanya, bahkan merasa lebih akrab. Bahasa Jawa Dialek Surabaya
dikenal dengan Boso Suroboyoan. Dialek Bahasa Jawa di Malang umumnya
hampir sama dengan Dialek Surabaya, hanya saja ada beberapa kata yang
diucapkan terbalik, misalnya mobil diucapkan libom, dan polisi diucapkan
silup; ini dikenal sebagai Boso Walikan. Saat ini Bahasa Jawa merupakan
salah satu mata pelajaran muatan lokal yang diajarkan di
sekolah-sekolah dari tingkat SD hingga SLTA. Bahasa Madura dituturkan
oleh Suku Madura di Madura maupun dimanapun mereka tinggal. Bahasa
Madura juga dikenal tingkatan bahasa seperti halnya Bahasa Jawa, yaitu
enja-iya (bahasa kasar), engghi-enten (bahasa tengahan), dan
engghi-bhunten (bahasa halus). Dialek Sumenep dipandang sebagai dialek
yang paling halus, sehingga dijadikan bahasa standar yang diajarkan di
sekolah. Di daerah Tapal Kuda, sebagian penduduk menuturkan dalam dua
bahasa: Bahasa Jawa dan Bahasa Madura. Kawasan kepulauan di sebelah
timur Pulau Madura menggunakan Bahasa Madura dengan dialek tersendiri,
bahkan dalam beberapa hal tidak dimengerti oleh penutur Bahasa Madura di
Pulau Madura (mutually unintellegible).
Suku Osing di Banyuwangi menuturkan Bahasa Osing. Bahasa Tengger, bahasa
sehari-hari yang digunakan oleh Suku Tengger, dianggap lebih dekat
dengan Bahasa Jawa Kuna.
Kesenian dan Budaya Jawa Timur
Jawa Timur memiliki sejumlah kesenian khas. Ludruk merupakan salah
satu kesenian Jawa Timuran yang cukup terkenal, yakni seni panggung yang
umumnya seluruh pemainnya adalah laki-laki. Berbeda dengan ketoprak
yang menceritakan kehidupan istana, ludruk menceritakan kehidupan
sehari-hari rakyat jelata, yang seringkali dibumbui dengan humor dan
kritik sosial, dan umumnya dibuka dengan Tari Remo dan parikan. Saat ini
kelompok ludruk tradisional dapat dijumpai di daerah Surabaya,
Mojokerto, dan Jombang; meski keberadaannya semakin dikalahkan dengan modernisasi.Reog
yang sempat diklaim sebagai tarian dari Malaysia merupakan kesenian
khas Ponorogo yang telah dipatenkan sejak tahun 2001, reog kini juga
menjadi ikon kesenian Jawa Timur. Pementasan reog disertai dengan jaran
kepang (kuda lumping) yang disertai unsur-unsur gaib. Seni terkenal Jawa
Timur lainnya antara lain wayang kulit purwa gaya Jawa Timuran, topeng
dalang di Madura, dan besutan. Di daerah Mataraman, kesenian Jawa
Tengahan seperti ketoprak dan wayang kulit cukup populer. Legenda
terkenal dari Jawa Timur antara lain Damarwulan dan Angling Darma.Seni
tari tradisional di Jawa Timur secara umum dapat dikelompokkan dalam
gaya Jawa Tengahan, gaya Jawa Timuran, tarian Jawa gaya Osing, dan trian
gaya Madura. Seni tari klasik antara lain tari gambyong, tari srimpi,
tari bondan, dan kelana.
a. Seni Tari
Tari Remong, sebuah tarian dari Surabaya yang melambangkan jiwa,
kepahlawanan. Ditarikan pada waktu menyambut para tamu. Reog Ponorogo,
merupakan tari daerah Jawa Timur yang menunjukkan keperkasaan,
kejantanan dan kegagahan.
b. Musik
Musik tradisional Jawa Timur hampir sama dengan musik gamelan Jawa
Tengah seperti Macam laras (tangga nada) yang digunakan yaitu gamelan
berlaras pelog dan berlaras slendro. Nama-nama gamelan yang ada misalnya
; gamelan kodok ngorek, gamelan munggang, gamelan sekaten, dan gamelan
gede.
Kini gamelan dipergunakan untuk mengiringi bermacam acara, seperti;
mengiringi pagelaran wayang kulit, wayang orang, ketoprak, tari-tarian,
upacara sekaten, perkawinan, khitanan, keagaman, dan bahkan kenegaraan.Di Madura musik gamelan yang ada disebut Gamelan Sandur.
c. Rumah adat
Bentuk bangunan Jawa Timur bagian barat (seperti di Ngawi, Madiun,
Magetan, dan Ponorogo) umumnya mirip dengan bentuk bangunan Jawa
Tengahan (Surakarta). Bangunan khas Jawa Timur umumnya memiliki bentuk
joglo , bentuk limasan (dara gepak), bentuk srontongan (empyak
setangkep).Masa kolonialisme Hindia-Belanda juga meninggalkan sejumlah
bangunan kuno. Kota-kota di Jawa Timur banyak terdapat bangunan yang
didirikan pada era kolonial, terutama di Surabaya dan Malang.
Jawa memiliki berbagai keindahan budaya dan seni yang terintegrasi
dengan kehidupan masyarakatnya. berbagai seni tradisi dan budaya
tertuang dalam karya karya pusaka masyarakat jawa seperti batik, rumah
joglo, keris dan gamelan. karya pusaka seni dan budaya jawa seperti
diatas sangat populer dan mendapatkan tempatnya sendiri di hati
msyarakat dan wisatawan yang berkunjung ke yogyakarta. Menginginkan
suasana jawa dengan rumah joglonya dapat dilakukan dengan berwisata adat
dan budaya di yogyakarta. sekarang ini telah muncul banyak pilihan
berwisata yang menawarkan sifat dan budaya lokal yang tercover dalam
desa wisata. Anda tentunya akan dapat menikmati suasana seperti
masyarakat jawa sesungguhnya karenan memang desa desawisata telah
dipadukan dengan kearifan lokal yang patut anda kunjungi. Selamat
berwisata ke jogja…
d. Pakaian adatPakaian adat jawa timur ini disebut
mantenan. pakaian ini sering digunakan saat perkawinan d masyarakat
magetan jawa timure. Kerajinan tanganMacam-macam produk unggulan
kerajinan anyaman bambu berupa : caping, topi, baki, kap lampu, tempat
tissue, tempat buah, tempat koran serta macam-macam souvenir dari bambu
lainnya. Sentra industri ini terletak di Desa Ringinagung +- 1,5 arah
barat daya kota Magetan.f. PerkawinanPenduduk Jawa Timur umumnya
menganut perkawinan monogami. Sebelum dilakukan lamaran, pihak laki-laki
melakukan acara nako’ake (menanyakan apakah si gadis sudah memiliki
calon suami), setelah itu dilakukan peningsetan (lamaran). Upacara
perkawinan didahului dengan acara temu atau kepanggih. Untuk mendoakan
orang yang telah meninggal, biasanya pihak keluarga melakukan kirim
donga pada hari ke-1, ke-3, ke-7, ke-40, ke-100, 1 tahun, dan 3 tahun
setelah kematian.
g. Festival Bandeng
Festival Bandeng selalu digelar setiap tahun. Namun, ada yang
berbeda dalam perayaan tahun ini. Kegiatan tersebut tidak dibarengi
dengan acara lelang (menjual dengan harga tawar yang paling tinggi)
bandeng kawak yang sudah menjadi tradisi masyarakat Sidoarjo.
Kurang biaya dan bencana lumpur Sidorjo menjadi penyebab lelang itu
dihilangkan. Walaupun tidak ada lelang, kegiatan tersebut diharapkan
bisa mendorong petani untuk tetap membudidayakan ikan bandeng dengan
bobot tak wajar alias raksasa.
Pemkab Sidoarjo sangat memperhatikan pelestarian bandeng karena ikan itu adalah ikon utama Kabupaten Sidoarjo.
Festival yang juga bertujuan melestarikan budaya tradisional tahunan
masyarakat Sidoarjo itu diikuti empat peserta petambak di Kabupaten
Sidoarjo. Peserta berlomba menunjukkan hasil tambak berupa bandeng yang
paling sehat dan terbaik.
h. Upacara Kasodo
Upacara Yadnya Kasada atau Kasodo ini merupakan ritual yang
dilakukan setahun sekali untuk menghormati Gunung Brahma (Bromo) yang
dianggap suci oleh penduduk suku Tengger.
Upacara ini bertempat di sebuah pura yang berada di bawah kaki Gunung
Bromo utara dan dilanjutkan ke puncak gunung Bromo. Upacara ini diadakan
pada tengah malam hingga dini hari setiap bulan purnama sekitar tanggal
14 atau 15 di bulan Kasodo (kesepuluh) menurut penanggalan Jawa.
i. Parikan
Ada tiga jenis parikan di dalam ludruk pada saat bedayan (bagian
awal permainan ludruk). Ketiga jenis parikan tersebut adalah lamba
(parikan panjang yang berisi pesan), kecrehan (parikan pendek yang
kadang-kadang berfungsi menggojlok orang) dan dangdutan (pantun yang
bisa berisi kisah-kisah kocak).
j. Ketoprak
Ketoprak (bahasa Jawa kethoprak) adalah sejenis seni pentas yang
berasal dari Jawa. Dalam sebuah pentasan ketoprak, sandiwara yang
diselingi dengan lagu-lagu Jawa, yang diiringi dengan gamelan disajikan.
Tema cerita dalam sebuah pertunjukan ketoprak bermacam-macam. Biasanya
diambil dari cerita legenda atau sejarah Jawa. Banyak pula diambil
cerita dari luar negeri. Tetapi tema cerita tidak pernah diambil dari
repertoar cerita epos (wiracarita): Ramayana dan Mahabharata. Sebab
nanti pertunjukkan bukan ketoprak lagi melainkan menjadi pertunjukan
wayang orang.k. Reog Ponorogo
Reog adalah salah satu kesenian budaya yang berasal dari Jawa
Timur, khususnya kota Ponorogo. Tak hanya topeng kepala singa saja yang
menjadi perangkat wajib kesenian ini. Tapi juga sosok warok dan gemblak
yang menjadi bagian dari kesenian Reog.
Di Indonesia, Reog adalah salah satu budaya daerah yang masih sangat
kental dengan hal-hal yang berbau mistik dan ilmu kebatinan.
Seni Reog Ponorogo ini terdiri dari 2 sampai 3 tarian pembuka. Tarian
pertama biasanya dibawakan oleh 6-8 pria gagah berani dengan pakaian
serba hitam, dengan muka dipoles warna merah. Para penari ini
menggambarkan sosok singa yang pemberani.
Berikutnya adalah tarian yang dibawakan oleh 6-8 gadis yang menaiki
kuda. Pada reog tradisional, penari ini biasanya diperankan oleh penari
laki-laki yang berpakaian wanita. Tarian ini dinamakan tari jaran
kepang. Eits, tarian ini berbeda dengan tari kuda lumping. Tarian
pembukaan lainnya jika ada biasanya berupa tarian oleh anak kecil yang
membawakan adegan lucu.